Rabu, 10 September 2008

TARIAN BALI

Gunarsa_Movement.gif (97925 bytes)
Lukisan I Nyoman Gunarsa, Movements in Red.

TARIAN BALI

Kemanapun anda bepergian di Bali, suasana dipenuhi oleh suara gamelan. Orang-orang memainkan gamelan di pura-pura ketika upacara keagamaan sedang berlangsung, di balai desa, dan di jalan-jalan ketika arak-arakan upacara pergi ke pura atau kuburan. Gamelan bahkan kadang-kadang dimainkan pula untuk menyambut pejabat tinggi pemerintahan yang sedang berkunjung.

Gamelan biasanya dilengkapi oleh beberapa orang penari. Untuk keperluan upacara di pura penari-penari ini biasanya mewakili beberapa generasi. Usia lanjut maupun tidak melalui latihan formal bukan merupakan halangan. Dalam upacara di pura anda mungkin saja melihat wanita-wanita berusia lanjut menari dengan gemulainya. Bisa jadi anda menjumpai seorang gadis kecil menari dengan bibir terbuka karena ibunya terlalu banyak memulaskan pewarna bibir. Anak laki-laki, perempuan, pria dan wanita semuanya menari. Tidak semua dari mereka melalui pendidikan formal dalam hal menari sebelum mampu menari di depan umum. Pokoknya mereka semua menari. Tapi mengapa mereka menari?

Jika kita bicara soal persembahan, apa yang ada dalam pikiran kita adalah bunga, buah-buahan, kue-kue, dan sebagainya. Untuk orang Bali suatu tarian adalah merupakan persembahan juga. Tujuan utama dari menari adalah untuk persembahan kepada Tuhan dan dewa-dewa, bukannya sebagai tontonan untuk masyarakat umum.

Dalam upacara di pura, untuk menyambut dewa-dewa sekelompok penari (kebanyakan wanita) menari mengitari pura utama sebanyak tiga kali. Sambil menari dalam gerakan sederhana tetapi anggun mereka membawa pula beberapa perlengkapan upacara seperti air suci, api, kain dalam berbagai warna, dan sebagainya. Penari-penari ini berkitar mengikuti arah putaran jarum jam sebagai simbol dari gunung. Kelompok gamelan memainkan gamelannya mengikuti penari-penari dan beberapa orang lainnya melantunkan lagu-lagu pujian kepada Tuhan.

Tidak ada komentar: